Kamis, 22 Desember 2016

Contoh Teori Penunjang | pendidikan luar sekolah

TEORI PENUNJANG



pJean Piaget (1896-1980) bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksiaktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalamanpengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumetasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Untuk menunjukakan struktur kognitif yang mendasari pola-polatingkah laku yang terorganisir, Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi.


Orientasi belajar yang Kami bahas pada observasi ini adalah Pendekatan Teacher Centered Learninga (TCL), dan Pendekatan Student Centered Learning (SCL). Banyak strategi TCL merefleksikan instruksi langsung. Instruksi langsung (direct instruction) itu sendiri merupakan pendekatan TCL yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, meksimalkan waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid, misalnya pada memberikan peerta didik waktu membaca selama 30 menit saat jam pelajaran pertama .Tujuan penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar murid (Stevenson, 2000). Menurut Hall: 2006, SCL adalah tentang membantu siswa menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi mereka. Hal tersbeut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup mereka.
Lea, Stephenson, dan Troy (2003 dalamO’Neill & McMahon, 2005) mendefinisikan SCL secara lebih luas yaitu bahwa SCL mencakup : ketergantungan terhadap belajar aktif, penekanan terhadap belajar secara mendalam, pemahaman, meningkatnya tanggung jawab di pihak siswa, meningkatnya perasaan otonomi pada pembelajaran, saling ketergantungan antara guru dan siswa. SCL lebih merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang refleksif baik bagi pihak siswa maupun guru. Pembelajaran berbasis problem adalah pendekatan learned-centered. Dalam pembelejaran berbasis problem , perencanaan dan instruksinya sangat berbeda dengan pendekatan TCL. Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan masalah/problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan emmberi problem rill/nyata kepada murid, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.


Manajemen kelas merupakan bagian integral pengajaran efektif yang mencegah masalah perilaku melalui perencanaan, pengelolaan, dan penataan kegiatan belajar yang lebih baik, pemberian materi pelajaran yang lebih baik dan interaksi guru-siswa yang lebih baik.
Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan, yaitu: membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Terdapat pula gaya penataan kelas standar yang paling mendukung aktivitas tertentu (seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual, dan lain-lain), yaitu : gaya auditorium (semua murid menghadap guru), gaya tatap muka (murid saling menghadap), gaya off-set (sejumlah murid biasanya tiga atau empat duduk di bangku tapi tidak berhadapan langsung satu sama lain), gaya seminar (10 atau lebih murid duduk disusun berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U), gaya klaster (4-8 murid bekerja dalam kelompok kecil).
Santrcok(2004) menjelaskan strategi umum dalam gaya manajemen kelas, yaitu : gaya manajeman kelas otoritatif, gaya manajeman kelas otoritarian, gaya manajeman kelas yang permisif. gaya manajeman kelas otoritatif berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971, 1996). Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give and take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
Gaya manajeman kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Muridnya pun cenderung pasif, tidak mau membuat insiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
Sedangkan gaya manajeman kelas permisif memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak heran murid di kelas permisif cenderung memiliki keahlian akademik yang tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.


klik untuk lanjutanya -----> OPEN
sebelum klik OPEN silakan lihat video yang saya buat untuk menghibur kalian semua :) di Sluggard Gallery 

1 komentar:

Tugas | Fakta dan Esensi Sila Pancasila

Fakta dan Esensi Sila Pancasila Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu filsafat. Pengertian sistem fils...