TEORI PENUNJANG
pJean Piaget (1896-1980) bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap
dunia.Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan
interaksiaktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget
yakin bahwa pengalamanpengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya
berargumetasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya
memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.Teori perkembangan Piaget mewakili
konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman
realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Untuk
menunjukakan struktur kognitif yang mendasari pola-polatingkah laku yang
terorganisir, Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi.
Orientasi
belajar yang Kami bahas pada observasi ini adalah Pendekatan Teacher Centered
Learninga (TCL), dan Pendekatan Student Centered Learning (SCL). Banyak
strategi TCL merefleksikan instruksi langsung. Instruksi langsung (direct instruction) itu sendiri
merupakan pendekatan TCL yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan
kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, meksimalkan
waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru
untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid, misalnya pada memberikan
peerta didik waktu membaca selama 30 menit saat jam pelajaran pertama .Tujuan
penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar murid
(Stevenson, 2000). Menurut Hall: 2006, SCL adalah tentang membantu siswa
menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan menguasai keterampilan
belajar yang paling sesuai bagi mereka. Hal tersbeut akan sangat berharga dan
bermanfaat sepanjang hidup mereka.
Lea, Stephenson, dan Troy (2003 dalamO’Neill & McMahon, 2005) mendefinisikan SCL secara lebih luas yaitu bahwa
SCL mencakup : ketergantungan terhadap belajar aktif, penekanan terhadap
belajar secara mendalam, pemahaman, meningkatnya tanggung jawab di pihak siswa,
meningkatnya perasaan otonomi pada pembelajaran, saling ketergantungan antara
guru dan siswa. SCL lebih merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
refleksif baik bagi pihak siswa maupun guru. Pembelajaran berbasis problem
adalah pendekatan learned-centered.
Dalam pembelejaran berbasis problem , perencanaan dan instruksinya sangat
berbeda dengan pendekatan TCL. Pembelajaran berbasis problem menekankan pada
pemecahan masalah/problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan
emmberi problem rill/nyata kepada murid, yakni problem yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari.
Manajemen
kelas merupakan bagian integral pengajaran efektif yang mencegah masalah
perilaku melalui perencanaan, pengelolaan, dan penataan kegiatan belajar yang
lebih baik, pemberian materi pelajaran yang lebih baik dan interaksi guru-siswa
yang lebih baik.
Manajemen
kelas yang efektif mempunyai dua tujuan, yaitu: membantu murid menghabiskan
lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak
diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid mengalami problem akademik dan
emosional.
Terdapat
pula gaya penataan kelas standar yang paling mendukung aktivitas tertentu
(seluruh kelas, kelompok kecil, tugas individual, dan lain-lain), yaitu : gaya
auditorium (semua murid menghadap guru), gaya tatap muka (murid saling
menghadap), gaya off-set (sejumlah murid biasanya tiga atau empat duduk di
bangku tapi tidak berhadapan langsung satu sama lain), gaya seminar (10 atau
lebih murid duduk disusun berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U),
gaya klaster (4-8 murid bekerja dalam kelompok kecil).
Santrcok(2004) menjelaskan strategi umum dalam gaya manajemen kelas, yaitu : gaya
manajeman kelas otoritatif, gaya manajeman kelas otoritarian, gaya manajeman
kelas yang permisif. gaya manajeman kelas otoritatif berasal dari gaya parenting menurut Diana Baumrind (1971,
1996). Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give and take dan menunjukkan sikap
perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan
regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
Gaya
manajeman kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus
utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan
pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak
banyak melakukan percakapan dengan mereka. Muridnya pun cenderung pasif, tidak
mau membuat insiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang
perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
Sedangkan gaya manajeman kelas permisif
memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk
pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak
heran murid di kelas permisif cenderung memiliki keahlian akademik yang tidak
memadai dan kontrol diri yang rendah.
Kerreeeen, Top Dah ,,, !!
BalasHapusFurniture Rotan Sintetis